But, December. How?

Let's thinking about something in December

What you waiting for December?
Joy? Present?
Red or green around?
Prepare for something? Birthday, Christmas or New Year, maybe?
Or a cup of hot chocolate? It must be different if you drink it in December. I think. Cliché? That’s the way I am.

Me? Close enough. I’m human too.

       So many hope I prepared for December. It feels like every second day after day must be meaningful, then in the end of December I can be the woman who satisfied with my life to end this year and begin the new year with joy and more confident than before.

But..
I don’t get it, even in the beginning of December.

       Banyak kenangan, banyak dosa, banyak amarah dan banyak keegoisan di bulan kemarin. Salah mengartikan maksud antara dua hati, tadinya samar-samar seperti cinta namun realita berkata lain. Sebentuk cinta yang ibaratnya masih zigot tidak bisa berkembang menjadi sesuatu yang dapat hidup dan bernafas. Cinta gugur diperintah oleh logika. Mungkin karena terlalu lama tidak melebur dengan seseorang, maka sudah lupa cara untuk menduga, mengejar, mendapatkan bahkan mempertahankan. Tak apa, masih muda. Bukan sebuah penyesalan, hanya saja cinta nyaris datang terlambat (a.k.a tidak jadi datang).

       Sekiranya Desember menjadi bulan yang penuh pengampunan dan kesempatan di mana aku seorang yang biasa, bisa mencari bahagia di setiap harinya. Setidaknya karena aku punya tiket masuk dan layak bahagia di bulan ini. Iya, umurku bertambah di bulan ini wajar kalau aku merasa melekat dan punya peran di bulan ini. Aku punya satu hari spesial di mana aku bisa mematenkan bahwa tanggal 11 adalah milikku. Mungkin bukan hanya aku saja manusia yang berulangtahun tanggal 11 di planet ini, tapi aku tetap percaya tanggal 11 Desember itu milikku. Khayal? Biar saja.

Harapan? Sudah pasti. Bukan cuma satu! (awalnya)
Lalu semua berubah, aku merangkumnya semua menjadi satu meskipun punya fungsi yang berbeda, karena dunia ini bukanlah pabrik pengabul keinginan konsumennya.
Yup, cuma satu inginku, aku mau bagian punggungku normal lagi.


       Tepat tanggal 21 Desember 2014 nanti adalah peringatan sudah dua tahun punggungku tak bersahabat akibat jatuh terduduk. Orang awam bilang ini saraf kejepit. Apapun itu namanya aku ingin sakit ini segera jadi sejarah, bukan lagi harus kunikmati selama bulan Desember ini. Aku percaya diri ini akan segera teratasi, akan segera hilang, akan segera normal kembali. Cepat! Bahkan bila perlu sebelum tanggal 11 datang, sebelum matahari tanggal 11 muncul ini akan pulih seperti sedia kala. Wajah akibat nyeri di setiap bangun pagi berubah menjadi wajah sumringah sambil melompat-lompat sadar bahwa sakitnya sudah benar-benar hilang. Sungguh, aku mau!

       Semangat berapi-api muncul ketika ada salah satu fisioterapi di Jakarta yang mengajakku untuk cek dan terapi. Harganya? GRATIS. Tanpa pikir panjang aku melaju ke Jakarta, penuh harap dan penuh kepercayaan. Diiringi langit mendung dan hujan lebat aku sampai di Jakarta. Penantian penuh hingga esoknya aku sampai di tempat terapi. Setelah ditindak sang ahli terapi mengatakan kebenaran tentang sakit ini. Nama penyakit ini adalah Hernia Nucleus Pulposus. Entah apapun itu namanya aku tak butuh, yang aku mau tahu adalah ini bisa segera sembuh atau tidak. Aku tidak mau ulangtahun diiringi tangis, merasakan suasana natal dengan rasa kurang adil, atau berganti tahun tanpa ada semangat menuju kebaruan. That’s terrible things.

Finally, the therapist says; "this is gonna be long time to be normal again" I’ve broken heart. So broken.

       Berulang kali aku bertanya, berarti tidak bisa dalam dua kali berobat ini? Dan berulang kali sang ahli pun berkata tidak, pengobatan butuh berbulan-bulan terapi, bahkan setelah itu ada pasien yang sama sudah berobat bertahun-tahun namun belum pulih juga. Terlintas di pikiranku mungkin terapi adalah jalan menunda kelumpuhan, bisa saja.

       Suasana langit Jakarta seperti tahu apa yang ada di benakku, mendung lalu hujan lebat. Tangisku terwakilkan. Tak ada air mata hari ini, berita mengagetkan itu cukup memukul untuk mengingatkan “bersahabatlah kembali dengan kenyataan, berlari lah lagi bersama kenyataan, ini hidupmu! Ini jalanmu”. Pikiranku lain, aku melawan! Aku belum ikhlas! Aku bukan takut lumpuh. Hal yang kutakutkan adalah umurku akan bertambah, namun belum ada apa-apa yang kuciptakan. Aku selalu berpikir aku akan menjadi pahlawan yang membuat suatu perubahan untuk orang lain, akan ada cerita hebat untuk diceritakan, maksudku Aku pernah menjadi spesial.

       Manusia memang indah berkata-kata untuk orang lain, tiba-tiba bisa menjadi ahli cinta, ahli filsafat, ahli psikologi, bahkan ahli kemanusiaan. Namun, untuk diri sendiri gagal. 

       Aku? Tidak terkecuali. Ku sebut ini krisis kepercayaan. Untungnya aku percaya hidup ini indah begini adanya, tak banyak inginku saat ini.. hanya satu, aku ingin punggungku normal kembali. Sabar aku menunggu, maka aku bisa mengganti doaku. Bukan cepat pulih sebelum ulangtahunku, tapi berangsur-angsur membaik sampai ada hadiah terindah yang bisa aku dapat. Berjuang bukan hal yang bercanda, berjuang bukan hal yang instan, sesuatu yang bernilai pasti prosesnya lama.

       Aku belum mati, bahkan belum juga lumpuh. Mimpiku masih di sana, kuharap sabar ia menanti. Pada langit mendung sore hari aku berbisik, kiranya Sang Pencipta memaafkan kesalahanku yang sudah-sudah, memberiku kesempatan dan sabar melihatku yang naik turun imannya menghadapi persoalan ini. Aku percaya Tuhan tidak membiarkanku sendirian, Ia di sana..masih di sana sabar menantiku.

......
There is the last 23 opportunities. I'm on my way to believing
May God have a mercy for me

Happiness is like a butterfly: the more you chase it, the more it will elude you, but if you turn your attention to other things, it will come and sit softly on your shoulder - Thoreau -
 

Dear Moonlight. Why?


Tanggal Delapan, Bulan Sebelas..

         Mengawali bulan ke-11 ini bukan lah hal istimewa. Bukan juga punya target. Sama, seperti bulan-bulan sebelumnya. Tak pernah ada ingatan atau momen istimewa terlintas untuk dikenang.

         Kemarin, malam mengajakku menengadah pasrah ke atas. Bulan menyapaku dengan sinarnya yang membuatku tak perlu berkata-kata, sudah pasti aku akan terenyuh dan terpaku menatapnya. Aku jatuh cinta pada sosoknya. Tanpa perlu ditemani banyak sinar bintang, Ia percaya diri untuk memuaskan setiap mata yang mau memandang ke atas.

        Maaf..


Aku terbuai di dalamnya. Entahlah, kuaanggap ini sebuah isyarat.

Bolehkah aku sampaikan?
Bolehkah aku meminta sedikit saja?

Tanpa perlu mengingat sekarang kita siapa,
Tanpa perlu kembali pada apa yang telah terjadi,
Tanpa perlu mengingat kata-kata menyakitkan yang pernah kita saling ucapkan atau janji yang tak tergenapi.
Tanpa perlu mengingat malam-malam yang lalu,
Walaupun semua itu dapat mudah saja diingat tanpa bantuan sinar bulan malam ini. Semoga hanya malam ini aku meminta..

Aku tak mengajakmu kembali, namun izinkan aku mengajakmu untuk sebentar saja mengabaikan kenyataan.
Aku tak bisa lindungi hati, bantulah aku semampumu..
Rasakan isyaratku yang dapat kamu rasa tanpa perlu kamu sentuh dan kamu cari tahu. 

Isyarat sehalus udara, angin, dan sinar bulan.

Aku merindukanmu.

Sungguh..

Aku merindukanmu malam ini.

Bukan karna Bulan saja. Ia hanya membantuku untuk jujur meluapkan rasa yang sebenarnya sudah lama ku abaikan. Bulan tahu aku munafik, Ia tahu aku butuh tapi yang ku lakukan cuma diam. Aku sibuk menutupi, berpura-pura bahwa aku baik-baik saja mengatasi rasa ini sendiri. Aku salah, bahkan Bulan pun ikut turun tangan pada manusia yang selalu urung angan.

Aku tetap merindukanmu.
Terlintas di kepalaku saat kamu menyanyikan lagu itu. Suaramu jelas terngiang di telinga kiriku, serasa hadirmu melantunkan langsung di sebelahku dan aku tertegun menatap bulan sambil bertanya dengan bodohnya..
Apakah Bulan butuh alasan yang sentimental juga supaya Ia bisa muncul seutuhnya tanpa perlu menyimpan hasratnya yang selalu ingin muncul utuh di setiap malam?
Karna dengan muncul utuh Ia lebih ditatap, lebih dipuja, dan terlihat lebih indah. 
Semua orang tahu itu.

Entahlah, yang kutahu hanya aku sangat merindukanmu tepat malam ini.
Itulah saja caraku menghayatimu.
Untungnya Bulan ada membuatku jujur dan bersahabat pada kenyataan.
Tak ada air mata malam ini, senyumku merekah..

Semoga cukup di malam ini saja, semoga malam berikutnya Bulan tahu aku tak berani berbohong lagi.





-ALB-

Aku Orang Malam yang Membicarakan Terang

Pagi menjelang hari ini dan mata sudah lapar akan sinar matahari, ingin segera sambut pagi yang mungkin berbeda dengan pagi sebelumnya. Sebagai manusia korban zaman yang serba digital ini saya segera mencari smartphone saya, ahh.. bukannya bersyukur karna masih bisa diberi kehidupan saya justru mencari benda mati itu. Maafkan. Lampu LED menandakan ada pemberitahuan masuk pesan LINE dari teman di grup tentang mengajak orang untuk berdoa bersama atas kedukaan rakyat Gaza, Palestina yang mendapat serangan lagi. Ada beberapa plot doa di sana, awalnya menurut saya baik-baik saja sampai akhirnya saya tertegun sendiri melihat satu plot doa yang berbunyi:

Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel
dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka.


Saya berulang kali membaca kata-katanya dan memang benar begitu adanya. Hancur hati saya ketika saya lihat ada doa seperti itu. Jujur, saya baru lihat. Akhir-akhir ini saya sedang asyik untuk peduli terhadap berbagai masalah pilpres yang justru terjadi kekacauan lagi di akhir pemilu yang telah berlangsung, kemudian muncul kabar bahwa Israel menyerang Gaza lagi. Saya tidak mau bahas siapa serang siapa duluan, saya tidak mau bahas di sini karena menurut saya kalian bisa dengan bijak mencari informasi yang tepat di internet. Seharian ini saya berpikir keras, mungkin buat Anda lucu ketika seorang mahasiswi yang baru berumur 20 tahun seperti saya membawa hal ini menjadi terlalu serius untuk dibahas. Saya hanya gelisah dan pertanyaan demi pertanyaan datang memburu pikiran saya, mungkin kalau seorang manusia dan Tuhan dapat dengan mudah berdiskusi bersama sambil minum teh, saya tidak akan menulis ini.

Mengapa ada pekikan doa untuk mengutuk, mencerai beraikan kesatuan suatu kaum dan menyuruh Sang Pencipta membinasakannya?

Bukankah mereka yang saling membunuh itu juga ciptaanNya, tak perlu kamu suruh dan atur, Sang Pencipta pasti tahu harus berbuat apa karna Dia yang menciptakannya.

Kenapa tidak ucapkan saja doa supaya yang berduka menurut si pendoa dapat diberikan penghiburan oleh Sang Pencipta?

Kenapa lebih memilih meluapkan kedendaman dan memakai Tuhan sebagai subjek yang akan mengabulkan doa seperti itu?

Tidak ada yang namanya kebetulan di hidup ini.
Tidakkah pernah terpikir semua terjadi karna ada alasannya?
Tidakkah pernah terpikir perang di depan mata adalah cobaan untuk kita juga?
Tuhan masih membiarkannya, adakah sikap kita menanggapinya?
Benar-benar berdoakah kamu di dalam kamar secara pribadi kepada Tuhan atas kedukaan mereka?
Atau hanya menyebarkan info sana sini yang belum pasti sumber dan keasliannya.
Malah justru akan memecah belah pola pikir manusia terutama bangsa kita yang sedang membutuhkan perhatian kita juga.

Saya bukan jenius dalam pemahaman agama, tapi mau terus berusaha.
Saya tahu pasti Sang Pencipta itu cuma SATU.
Ia punyamu, punyaku, punya kita bersama.
Semua manusia miliknya.
Lantas kenapa ada doa seperti itu?
Apakah Tuhan sudi mengabulkannya?
Atau dugaanku salah, Ya Tuhan?

Padahal mungkin yang berseru pun penuh dengan dosa namun punya gairah menghakimi sesamanya.

"Entahlah, andai manusia tak serakah" sebutku lirih.


Saya hanya membayangkan kita manusia ini diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah. Ia tempatkan kita di bumi dengan tujuan, kita bisa bahagia dan menebarkan kebaikan yang Ia berikan kepada kita dan dengan kebaikan itu kita bisa menjaga bumi dan seluruh isinya.
Perbedaan prinsip dan pedoman hidup yang menjadi fondasi di mana bumi menjadi tempat yang paling indah untuk disinggahi. Jangan jadikan agama sebagai senjata, itu hanya pedoman. Agama bukan untuk dibanding-bandingkan siapa paling benar. Sang pencipta tak menciptakan agama. Kita yang membuatnya agar hidup kita terarah pada satu tujuan, yaitu:

Kembali lagi kepadaNya!
Bawa keyakinan dan kebahagiaanbahwa kita sudah menjalani hidup yang menjadi titipan ini sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki.

Saya, orang malam yang membicarakan terang.
Hidup saya juga titipan, belum mancung (lurus) dengan indahnya.
Yaaa, namanya manusia.
Berusaha.

"Walau hidup tak sempurna, tapi hidup ini indah apa adanya".


 -ALB-

Suaramu, Harimaumu!

Ada pepatah mengatakan "Mulutmu, Harimaumu" yang artinya jangan asal bicara atau asal mengeluarkan kata-kata tidak baik dari mulutmu, bisa-bisa berdampak buruk pada diri sendiri. Izinkan saya membuat versi lain dari pepatah yang tidak saya tahu siapa penciptanya, atau iklan komersil mana pun yang mengusungnya.

"Suaramu, Harimaumu"

Saya ingin menunjukkan "suara" yang dimaksud adalah sesuatu yang baik tidak saja untuk diri sendiri tapi juga orang banyak. Ya benar sekali, PILPRES.

Siapa calon Presiden Pilihanmu?

Saya ingat sekali ketika tahun 2004 Pemilihan Umum untuk Presiden pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Saat itu umur saya masih 11 tahun dan harusnya waktu itu belum mengerti apa-apa soal Pemilu Presiden itu untuk apa, tapi saya sudah bisa meneriakkan dan mengajak keluarga besar untuk pilih Susilo Bambang Yudhoyono. "Pilih SBY, pilih SBY, pilih SBY!!!" teriak saya untuk menghasut keluarga besar supaya memilih jagoan saya waktu itu. Tentu saja saya tidak tahu track recordnya, saya tidak tahu masa lalunya, latar belakangnya, dll. Maklum, masih kecil. Akhirnya SBY menang, bahkan periode ke-2 juga SBY menang. Periode pertama SBY memimpin Indonesia dengan baik, namun ketika memasuki periode ke-2 masalah demi masalah muncul. Posisi SBY sebagai Ketua Parpol menjadi hina ketika anggota-anggota partainya mengusung iklan ANTI KORUPSI! Ternyata justru.... Korupsi. Banyak kejanggalan lain tapi hal ini sudah menjadi alasan yang cukup mendasari kekecewaan saya, kalau dari lingkup yang paling dekat saja seorang Presiden tidak bisa jadi panutan, apalagi masyarakat yang berjuta-juta ini.

Pesta demokrasi akan dilaksanakan lagi pada 9 Juli 2014. Ada dua pasang putra terbaik bangsa. Dua hari lagi untuk berpikir, dua hari lagi untuk merenungi, dan dua hari lagi untuk siapkan hati nurani memantapkan sosok yang mana yang akan menjadi pilihanmu.

Indonesia punya banyak orang baik, namun orang baik akan tumbang bukan hanya karena orang jahat, tetapi ketika orang baik lainnya memilih untuk diam atau mendiamkan saja -AB-

Saya sangat yakin semangat saya untuk memilih Presiden kali ini lebih besar daripada masa kecil saya tadi, hal ini tentunya didukung dengan umur yang semakin bertambah dan kemampuan belajar yang bertambah. Sudah 20 tahun saya hidup di Indonesia tapi belum pernah sama sekali kelingking saya dibasahi tinta ungu. Baru kali ini saya semangat sekali untuk ikut turun tangan tanggal 9 Juli 2014 nanti. Saya mau keluarkan suara dan saya mau ikut ciptakan jalan menuju Indonesia yang lebih baru. Gelora semangat dan harapan ini bukan saya saja yang merasakan, bahkan seluruh rakyat Indonesia yang di luar negri juga ikut menyuarakan perubahan.

Kita bukan sekedar mencari seorang pemimpin. Akan percuma ketika pemimpinmu itu orang nomor satu di dunia sekalipun, tapi kamu tidak ikut terlibat. Saya sering mendengar:

"Ah, mau siapa pun Presiden juga hidup saya gini-gini aja. Kere ya kere aja"

"IPK ya segini-gini aja. Kuliah tetep aja susah"

"Golput aja lah, ngapain juga milih kalo ujung-ujungnya masalah Indonesia ya itu-itu lagi"

Kata-kata itu menunjukkan kalau banyak orang hanya mau enaknya saja, mau instan, dan hanya berangan-angan. STOP pemikiran yang seperti itu. Presiden itu tangannya cuma dua, matanya cuma dua, kakinya cuma dua, otaknya satu, hatinya satu, dan jantungnya satu. Bakalan beranak jadi banyak ditambah mata, kaki, tangan para mentri, pemimpin daerah, dan pejabat yang lainnya. Nah! Bakalan nambah banyak lagi kalau dijumlah sama mata, tangan, hati, dan kaki milik kita semua.

Indonesia bukan hanya milik Presiden dan kamu menikmatinya. Indonesia punya saya, kamu, dan kita semua. Sering kita elu-elukan kita ingin perubahan, tapi yang terjadi adalah kita mengharapkan orang lain yang memulai menciptakan perubahan. Saya bukan juga ahli politik tapi sebagai rakyat yang mau mencoba turun tangan dan peduli politik Indonesia adalah dengan cara ikut serta dalam pemilihan Presiden yang pantas untuk Indonesia Raya. Pilihlah bukan berdasarkan emosional, ambil pilihan karna berkomitmen dan kompeten, bersih dan cari yang menawarkan kebaruan. Ingat, bukan karena memuaskan emosi di hari Pemilu. Terlalu sayang momen satu hari untuk 5 tahun yang dipertaruhkan hanya untuk memuaskan emosi kita.

Ayo pembaca sekalian, sudah saatnya kita bangun dari mimpi yang berkali-kali hanya menjadi angan-angan belaka. Sudah waktunya kita berdiri, bersuara lantang mencari jawaban kegelisahan hati kita. Tanggal 9 Juli 2014 nanti kalahkan kepentingan pribadi, kalahkan rasa egoisme, kalahkan isu-isu kampanye hitam, kalahkan kepentingan organisasi, kalahkan emosi, kalahkan kepentingan agamamu sendiri, siapkan hati nurani dan bulatkan tekad untuk satu tujuan;

NEGARA YANG LEBIH BARU, BHINNEKA TUNGGAL EKA NYATA UNTUK SELURUH RAKYAT INDONESIA RAYA


saya saja siap, bagaimana dengan Anda?


Dengan cinta,


Salah satu rakyat

Re-post: Tipe-x dan Penghapus

Oke ini cerpen kedua. Ini bukan berdasarkan pengalaman loh, hanya khayalan sebelum tidur gitu. Yaa namanya juga single, sebelum tidur kaga ada yang nyeritain biar ngantuk jadinya gue bikin cerita deh. Hope you like it..  :)


Tipe-x dan Penghapus..




Aku  terduduk manis di kursi itu sambil memegang kertas putih yang kugenggam erat supaya tidak terbang. Tak lama kau pun datang, tersenyum dan duduk di hadapanku. Aku memberikan kertas tadi kepadamu, sebaliknya kau pun memberikan kertas yang kubawa untuk ku pegang. Kau merogoh kantong celanamu dan memberikan pensil untukku menulis, namun kuperhatikan lagi kau memiliki pena yang bagus. Tak apa pikirku. Sama saja.

Aku mulai menorehkan tulisan-tulisan itu dengan pensil yang kupunya di kertas milikmu tadi. Sempat-sempatnya saja aku tersenyum sambil menulis, terlihat bahwa aku sangat menikmati tugas ini. Indah memang, rapi sudah pasti, dan bersih terlihat. Jika ada penilaian soal seninya aku yakin aku dapat nilai yang baik. Kau pun mulai menulis dengan pena milikmu di kertasku. Aku tak tahu apa yang kau tulis, yang pasti aku yakin tulisanku indah karena hati yang tulus ikut campur tangan merangkainya.

Kau pun mengajakku untuk saling menukarkan kertas tadi, akhirnya kembalilah lagi kertas milik kita masing-masing. Aku kegirangan membaca tulisanmu yang hitam tebal, jelas tergambar, dan menarik untuk terus dipandang. Aku yakin kau pun pasti akan mengalami hal yang sama. Punyaku sudah jelas tidak kalah bagusnya.

Faktanya, masing kurang. Apa yang mulai bisa menjadi sempurna untukku, ternyata jauh dari harapan. Tidak ada raut wajah yang memuaskan dari wajahmu. Keningmu dan alismu mengerut memandanginya, berkali-kali kertas kau jauhkan dan kau dekatkan lagi. “Apa ada gangguan pada matanya? Mana mungkin tulisan yang cukup tebal seperti itu tak terlihat?” Gumamku dalam hati.

Semua yang kutorehkan tadi hanya terlihat seperti torehan pensil HB di matamu. Tidak jelas, samar, bahkan hampir pudar. “Jika memang bagimu masih kurang tebal, kenapa tak kau lengkapi dengan penamu tadi? Lagipula kau yang hanya memberiku pensil” Tanyaku heran dalam hati. Akhirnya aku tahu, kau tidak punya satu pena pun. Ajaibnya penamu tadi tak terlihat entah kemana. Kau menyerah. Kau tersenyum kecil dan meletakkan kertas itu begitu saja di hadapanku.

Aku terdiam menatap kosong pada kertas yang kutulis tadi, sejenak kupegang dan masih ada kebanggaan tersendiri saat memandangnya. Nafasku panjang dan kuletakkan lagi. Senyum kecilmu merekah lagi seolah memberi tahu “Tenang, ini belum selesai”.

Kini kau mengeluarkan tipe-x dan penghapus. Saat aku dengan sigap mau mengambil penghapus karena takut kurang sempurna seperti tadi di awal, kau justru menahan tanganku dan meletakkan tipe-x di genggamanku. Aku bingung sendiri menebak apa maksud dari semua ini. Aku sangat ingin menyadarkanmu bahwa aku mau memakai penghapus itu, namun kau justru menyuruhku untuk tidak memusingkan hal itu.
Kali ini lebih aneh, kau menyuruhku untuk berusaha memutihkan kembali kertas milik kita masing-masing. Kau memulainya duluan. Lihai sekali tanganmu menghapus semua tulisan yang menurutku sangat indah dan layak berada di kertasmu itu. Sesekali kertasnya tertarik dan menjadi terlihat sedikit kusut. Hatiku pilu melihat karyaku diperlakukan begitu, dengan lembut aku membisik; “Hapuslah perlahan, jangan terlalu keras nanti sobek kertasnya”. Terang saja aku langsung men-tipe-x tulisanmu di kertasku ini. Kau memandang mengawasiku.

Perlahan aku mulai mengerti dan ingin sekali bertanya, namun saat aku ingin mulai mengeluarkan suara, suara tegas terdengar; “Tidak akan sobek kok, tenang saja”. Walaupun tak membentak, suara itu seperti aba-aba perwira yang menyuruhku untuk diam pada posisi siap saja. Kau melipat-lipat kertas milikmu yang sudah kusut dan meletakkannya di hadapanku. Kau berdiri dan berjalan gagah membelakangi sambil memegang kertas yang baru masih mulus, putih, bersih beserta dengan pena tadi. Ajaibnya kedua benda itu ada di tanganmu entah darimana.

Kau tidak berbalik menatapku yang sedang termenung dengan semua keanehan ini dan berusaha mencari jawaban atas semua pertanyaan yang ada di kepalaku. Lambaian tanganmu saja yang terlihat dan lama-lama menghilang. Aku sadar, itu menjawab semuanya.

Masih tidak terlalu mengerti dengan situasi ini, aku mulai menitihkan air mata. Senyumku merekah kecil dan berusaha berbicara pada kesendirianku, “Justru tipe-x yang lebih mahal dan baik menurutmu kalah kegunaannya dengan penghapus yang menggebu-gebu untuk kugunakan agar tulisanmu ini tak hilang, atau akhirnya kertas ini bisa sobek karena kupaksakan untuk dihapus sehingga kertas ini bisa kubuang, tapi kau lebih memilih supaya aku memaksa untuk menutupinya saja”.  Aku menatapi kertasku yang putih dengan tulisan putih tebal  di atasnya, itu terlihat seperti.. “Aku sayang kamu”. Benarkah aku?



Beruntungnya kamu memiliki penghapus itu. Setidaknya bisa memudarkan atau mungkin dapat menghilangkan, tapi ingat jangan terlalu keras menghapusnya nanti sobek dan tak ada lagi kertas untukmu”.  -ALB



Smart, Friend, and Pixie.

Samlikummm para kaum haus gadget! Back to www.theshortnose.blogspot.com yang mblesek di curamnya hidup persilatan Endonesah Rayah!!
Lumayan lama juga ga nge-blog lagi karna penyakit MAGER (Males Gerak) yang akhir-akhir ini kronis sejak bete sama dosen yang berani-beraninya ngasih nilai C. Gue syok. Gue lemah. Gue kecewa.
Ahh.. sudahlah, sudah tak bisa diubah lagi. Nasi sudah menjadi bubur sum-sum.

Gue mau ngaku dosa dulu nih, ikutan Emotional Flutter 30 Days Blogging ternyata susah banget. Susahnya? Jaga komitmen untuk tetep setidaknya satu hari satu postingan ternyata ga semudah yang dikhayalkan. Banyak banget godaannya! Yaa mager, yaa sibuk makan, yaa sibuk nge-game, dan semua alasan lainnya. Gue cuma bisa sampe hari ke-12. Gue gagal.
Semoga dengan gagalnya gue bakal semakin banyak blogger yang blogwalking atau lewat doang di blog gue yang ga seberapa ini *loh

Lupakan soal komitmen belaka, karna cuma Kak seto yang bisa berkomitmen setia dengan gaya rambutnya. Di saat banyak gaya rambut yang aduhai, doi setia untuk menjaga komitmen gaya rambutnya. Keren!

Kali ini gue mau bahas soal betapa bahagianya gue dapet hadiah dari enyak babe. Hadiah yang dikasi ortu gue karna IPK yang nyampe di atas 3,5. Gue harus smart kayak yang mereka mau. FYI, seperti yang pernah gue posting di sini. Janji ini dibuat dari gue semester 2 yang artinya itu tahun lalu. Finally, hadiah itu baru gue dapetin sekarang di akhir semester 3 ini padahal nilai IPK gua turun karna nilai C tadi *banting mouse*. IPK gue bener-bener nyaris di bawah 3.50, yaaa bener! Betapa kampretnya dosen gue.


Mungkin agak keliatan kaya anak kecil yang kalo ranking bakal dibeliin mainan, tapi ini serius! Susah. Semester 3 ini puncak bosen gue kuliah. Tuntutan mikir makin banyak, apalagi mikirin teman hidup yang tak kunjung datang. Aduh.
Eitssss, ambil sisi positifnya dulu! Ada baiknya kalo ortu lo ngasih tantangan kaya gitu supaya lo makin kepikiran dan berpacu buat ngejer target yang ditantang sama ortu lo. Percaya ga percaya yaaa, menurut gue ortu itu manusia yang bisa berjanji tapi ga lupa sama janjinya sendiri. Kenapa?



  1.  Orang terdekat 
    Ortu itu orang paling deket yang ada di hidup lo. Ibaratnya, mereka yang paling segan sama janji mereka karna yaa targetnya itu anak sendiri yang jelas ada depan mata.  Mereka ga akan kabur atau pergi gitu aja!
  2.  Waktu 
    Memang kadang terlihat PHP, tapi sebenernya gak loh. Mereka bakal berusaha banget untuk menepati janji mereka dan selalu inget. Cuma butuh waktu aja buat bersabar. Gue inget banget enyak gue pernah bilang gini: "Kita itu gak seberuntung kayak orang-orang yang kentut keluar balok emas, tapi kita ini orang yang bersyukur. Kita bisa punya semuanya yang kita mau, cuma agak terlambat aja dari orang-orang lain. Misal: orang hapenya yang udah bisa tats skrin, nah kita masih hape yang perlu dipijet. Semua itu cuma butuh kesabaran, tapi bakal pasti kita memilikinya." Keren kan? Yaiyaalah enyak gue!!
  3.  Friend 
    Enyak babe itu kaya temen lo abis, guys! Mereka itu tau kapan lo harus dihibur atau dibuat ketawa. Mereka tau saat yang tepat kapan harus nepatin janji mereka. Contohnya kayak gue ini, hari Minggu ini gue galau abis mikirin kuliah yang tiba-tiba jalannya udah ga ada cahaya kudusnya lagi ehh gue diajak ke konter. Cieeee pasti udah kebayang yak gue dikasi apa?
BENER BINGITSSSSS!!! Gue dikasi HP baru mbak, mas, ko, ci, pung, namboru, tulang, bude, pakde..
Kaga jadi beli anjing baru buat dipelihara di kosan. Setelah gue pikir-pikir gue aja makan ayam ngunyah sama tulang-tulangnya, nahh gimana kalo ada anjing ntar. Makan apa doi? Berbagi makanan aja gue ga bisa. Apalagi berbagi cinta.
Dari semua merk smartphone mulai dari Kros, Blueberry, Blackberry, berry-berry, Nyamsung, sampe Mitok gue memilih SMARTFREN seri NEW ANDROMAX V. Sebagai konsumen yang bersyukur atas hadiah yang memuaskan gue mau kasi review dikit..

Bukan maksud mau RIYA yee, cuma kasi tau bentuknye.

HARGA

Harga Baru
Rp. 2,199,000.00 (mayan kembali serebu)

LAYAR

Ukuran
5 inchi, 1280x720piksel

AUDIO

Fitur
Vibration, MP3 Ringtones (DOLBY DIGITAL PLUS)
Jack
3,5 mm Jack Audio
Speakerphone
Ya

MEMORY

Internal
8 GB, 1 GB RAM
Eksternal
microSD, up to 32 GB

DATA

3G
EVDO Rev. A up to 3.6 Mbps
EDGE
Ya
GPRS
Ya
WLAN
Wi-Fi 802.11 a/b/g/n, Wi-Fi hotspot
Bluetooth
Ya, v3.0 with A2DP
Infrared
Tidak
USB/Port
Ya, microUSB v2.0

KAMERA

Primer
8 MP, autofocus, LED flash
Sekunder
2 MP
Video Record
Ya, HD 1080p

BATERAI

Talk Time
-
Tipe
Li-Ion 2300 mAh battery
Standby
-

FITUR

OS
Android OS v4.2.2 (Jelly Bean)
CPU
MTK 6589E + VIA CBP 8.2D Quad Core 1,2GHz
Browser
HTML
GPS
Ya, with A-GPS
Messaging
SMS (threaded view), MMS, Email, IM, Push Email
Fitur Tambahan
Via Java Emulator, Fitur tambahan: Stereo FM radio with RDS, Organizer (kalender, kalkulator, clock, voice recorder, Google Drive, Voice Dialer), Viki, VMS, Play Movies, Smartfren Mobile, Smart Pustakaoogle Maps, Google Play (Android Market), Gmail, Google Now, Wireless Display

FITUR LAIN

Multiple SIM
Dual Mode (CDMA-GSM)
Video Player
MP4/WMV/H.263/H.264 player
MP3 Player
MP3/WAV/WMA/eAAC+ player
Audio Record
Ya
TV
Tidak

Ini hape bakal gue kasi nama, menurut gue kalo kita kasi nama ke suatu barang kesayangan dia bakal tau diri. Kaga cepet rusak, ayem adem sama kita. Nama ini si bandel V gue kasi "Pixie". Pengen banget punya potongan rambut pixie cut. Sebelum dibeliin gue ngumpat, kalo jadi beli hp gue mau potong rambut jadi pixie cut yaa kalo kaga jadi dibeliin eh malah dibeli ipad, mac pro, ipod, iphone sekaligus dalam hari yang sama gue mau botak. Serius!
Nah itu tadi rasa syukur teramat dalam, terimakasih kepada:

  • Tuhan yang luar biasa mau dengerin doa semalem.
  • Enyak babe yang nabung beliin ini *nangis
  • Adek gue yang ngejekin gue kena sindrom hp baru (yaa maklum kan girang) padahal dalam atinya, sialan lu! Hape lo gede gua cuma nyamsung galaxy star 800rb-an!! Kamfreeet..
  • Mbak-mbak smartfren yang udah ngelayanin semua pertanyaan gue, maklum gue kan kaum pengguna GSM tadinya.
  • Pembaca yang mau baca ini postingan gue. Inget! Bukan mau riya loh..
So, intinya orangtua itu sayang banget sama kita anak-anaknya! Mau dukung demi kemajuan kita. Jangan sia-siakan ya guys!! :)

#Salampesek


J I N G G A

Terduduk aku malam ini, dingin pun tak mau menepi untuk sekedar menunggu aku tersadar demi mengambil apapun yang bisa membuatku merasa hangat.

Kau?

Badan besarmu tak ada di sini, bahkan cahaya jinggamu pun tak sampai terpancar kemari. Berkenankah kamu jika kuraih? Gelap di sini. Aku terbujur kaku penuh kebingungan. Aku tersesat mencari jinggamu itu. Bolehkah si malam ini maju? atau kembali lagi diam di tempat?

Senja..

Bolehkah aku menjemputmu? Kita kembali lagi ke cahaya yang satu, cahaya surga. Tak perlu lagi mencari, tak perlu lagi membuat jalannya karna kita punya jejaknya. Jalan itu pernah kita lalui namun tak sampai. Masih kuingat caramu menggenggamku yang tak pernah menggiring, kita jalan seiring.

Bolehkah kugenggam tanganmu lagi? Jinggamu ada namun tak terarah. Lelahmu itu lelahku juga, senja. Jika kau letih, tak perlu semuanya kau susun dan kau ingat kembali. Kali ini bukan Tuhan sutradara atas otakmu, Ia berikan hak mutlak kepadamu untuk memilah mana yang mau kau ingat dan mana yang tak kau ijinkan masuk ke dalam pikiranmu.

Aku kah salah satunya? Hal baik kah aku?
Kuhibur hatiku sendiri sambil menunggu. Aku rasa keajaiban itu sudi untuk menunggu hingga waktu berpihak kepadaku. Jika kita bertemu lagi di jalan yang satu, dimana aku masih menunggu, kesedihan pun seperti tahu diri untuk menunggu aku. Aku pasti akan jatuh cinta kepadamu lagi.
Literally trying everything possible to try to save what we have. If we were meant to be together, we would be together. I was just thinking about the first time we lay in bed, you turn a classic song "El reloj - El Dia Que Me Quieras - La paloma".
We stared at each other. You didn't say anything for a few seconds and you just short of exhaled your breath...
"I love you".
It was the first time you had said it and I didn't even wanna respond. I just wanted to keep hearing it. That was two weeks after we met, It only took you two weeks to fall in love with me before. Did you truly?


ALB

Day 12: Saluran TV JUARA!

Oke, sekarang kita bahas soal channel TV apa yang sering ditonton. Berhubung gue bukan pengguna TV cable yang banyak channel luarnya jadi gue ngomongin soal channel di Indonesia. Menurut gue udah gak banyak tontonan tv yang bagus buat masyarakat Indonesia. Kenapa? Jelas karna konten dari isi tayangannya itu kurang mendidik. Komedi dengan kekerasan lah, kata-kata yang kurang diolah, sampe sinetron ga mutu yang episodenya sampe seribuan. Kebetulan gue bukan tipe yang suka banget ngikutin acara di TV kecuali acara tertentu yang menurut gue emang selalu menarik untuk mengisi waktu luang. Apa aja? Checkitdooott..
  1. Spongebob squarepants
    Mennnn, lo ga perlu bahas umur untuk nonton spongebob squarepants. Ini serial kartun emang diciptain buat nemenin kita sampe akhir hayat.

    Mungkin kalo nanti gue punya suami dan dia lagi sibuk sama dunia kerjanya yang seabrek, gue akan memilih spongebob squarepants untuk nemenin hari gue yang hampa tanpa laki. Tokoh favorit gue itu si bintang laut pink bercelana absurd, siapa lagi kalo bukan Patrick Star. Bapak gue sampe manggil gue patrick karna kelakuan gue seperti berguling manja di bawah kasur layaknya patrick yang berguling tampan di bawah batunya. Gue suka patrick karna dia ga ngomong berbelit-belit dan sekalinya ngomong itu apa adanya banget! Ini beberapa quotes TOP si bintang laut pink ini;

    "Maybe a story will cheer you up... Once upon a time there was an ugly barnacle. It was so ugly that everyone died. The end."

    spongebob
     : What are you normally do when I'm gone?

    patrick : "Wait for you to get back."

    "Sometimes we have to go deep inside ourselves to solve problems"

    "Knowledge cannot replace friendship. I'd rather be an idiot than lose you"


     
  2. Up Comedy Indonesia

    Ini mood booster gue banget saat kritis-kritisnya ngerjain laporan akhir praktikum. Gue anak IPA sih jadi apa-apa abis praktikum pake buat-buat laporan segala. Biasanya gue ngerjain dari jam 19.00 WIB sampe sekitar jam 24.00 WIB. Kenapa lama? Jelas, ga usah gue jelasin juga pada ngerti kan. Ha? Yak! Bener! Banyak godaannya. Nah! Stand Up Comedy Indonesia itu yang di metro tv jam 22.30 WIB sering banget gue ikutin. Gimana enggak, disaat semangat lo udah kaya jeruk purut kisut-kisut ga jelas sekelompok orang ngelawak bisa bikin perut lo mules dan semangat lo nongol lagi kayak jerawat. Comic favorit gue:

    si muka kotak Boris Manullang


    Si koko sipit Ernest Prakasa
    Konyol abis ini makhluk dua!

    Menurut gue sih dua itu yang menarik perhatian gue setiap harinya buat buka TV. Kalo ada film bagus juga gue mau idupin tv, cuma kalo ga ada ya ga akan.

    Kalo kalian gimana?

    Sukanya apa?

    Share yaaa..

    #SalamPesek