Tuhan Kalah Riuh di Jalan

Maghrib mengambang, lirih dan terabaikan
Tuhan kalah di riuh jalan
Orkes jahanam, mesin dan umpatan
Malam jatuh di Surabaya
Selama-lamanya, di gelanggang yang sama
Malam jatuh di Surabaya

(Silampukau, Surabaya: 2014)


Baru-baru ini saya digilai satu lagi sekawanan pencipta musik Indi Indonesia. Jika sebelumnya saya sangat mengagumi Payung Teduh setelah pernah mengenal di tahun 2012 tapi menyadari keindahan lagunya setahun kemudian, kali ini saya mengenal mereka dari seorang kawan yang pernah posting video musik berjudul: "Lagu Rantau - Silampukau". Ya, mereka adalah SILAMPUKAU. Pas sekali waktu itu, saya seperti hampir mati di kota orang ini. Tidak sedrama itu, hanya saja ada kalanya seorang mahasiswi rantau yang belum punya pendapatan sendiri, berteriak rindu rumah. Mungkin nanti, lagu ini juga yang mengiringi keluhan saya berikutnya untuk menghadapi kejamnya dunia kerja anak perantauan.

Logo Silampukau

Berbahagialah kalian yang berasal dari Surabaya. Kalian punya masterpiece seperti mereka, musik mereka banyak menceritakan kehidupan di Surabaya dari mulai rakyat kecil pinggiran, para pemabuk cinta, juragan, dan pekerja urban. 

album_art_SUBSIDE007
Album - 1
Tracklist:
01. Pagi Itu
02. Cinta Itu
03. Hei
04. Sampai Jumpa
05. Berbenah (Bonus Track)

Album - 2
Tracklist:
01. Balada Harian
02. Si Pelanggan
03. Puan Kelana
04. Bola Raya
05. Bianglala
06. Lagu Rantau (Sambat Omah)
07. Doa 1
08. Malam Jatuh Di Surabaya
09. Sang Juragan
10. Aku Duduk Menanti

Kamu bisa bilang kalau selera saya memang lagu yang mendayu-dayu. Saya pikir saya adalah korban words-gasm. Lirik dan kisah tentang Surabaya sangat berkuasa di setiap lagu merekaSetelah mengulik-ngulik website resminya, musik Silampukau adalah jenis folk. Personil silampukau memang cuma dua orang, dua-duanya memainkan gitar dan temannya yang lain menjadi pengisi instrument seperti; ukulele, harmoni vokal penuh karakter dan lagu-lagu melodius yang bagus, pianika, dll.  Beberapa lagu Silampukau menunjukkan cara menertawakan kepelikan hidup di Surabaya, mereka menjabarkan kelelahan, keluhan, dan pengaduan.

Beberapa akan saya coba jelaskan maknanya sesuai sudut pandang saya,
Single pertama, Doa 1, menampilkan dialog dengan Tuhan yang dijadikan tempat mengadu untuk sesuatu yang sesungguhnya tidak akan berubah banyak dengan berbagai macam proses pengaduan.
Lagu Rantau (Sambet Omah) mempertanyakan keinginan mengubah nasib dengan datang ke kota yang ternyata tidak membawa kehidupan yang lebih baik. Harapan digambarkan disita mentah-mentah oleh lingkaran pekerjaan yang malah tidak memberi ruang, padahal berharap mau jadi kaya. Pekerjaan justru seperti membunuh karakter dan mimpi seseorang, rindu akan rumah untuk pulang. Kebanyakan orang menjadi seperti robot, pergi pagi penuh kemacetan dan pulang tanpa melihat matahari pamit pulang.
Soal mabuk terang-terangan ada pada lagu Puan Kelana yang  membandingkan Surabaya dengan Paris. Lewat kisah yang ditulis di lagu ini, sejatinya kita bisa menarik garis lurus bahwa dua kota berbeda nasib ini ada di kategori yang sama; menjadi rumah untuk orang-orang yang mencoba bersanding dalam keabadian cinta. Cinta dicampur aduk dengan vodka dan anggur orang tua yang efek memabukannya sama.
Keseharian yang membosankan ditampilkan pada lagu Balada Harian. Ketika kita bangun pagi membayangkan kejenuhan, kelelahan, dan kekawatiran untuk menjalani hari yang baru. Kata-kata yang saya suka adalah "Oh bocah riang di jiwaku, di manakah dirimu? Tahun-tahun masih menunggu kembalilah kepadaku". Siapa yang tidak rindu akan masa kita pernah sangat bahagia menikmati jadi diri sendiri yang tidak perlu mencari tahu caranya bahagia, justru dengan tidak mencari tahu caranya kita bahagia dengan sendirinya. Masa-masa itu dulu saat masih sekolah, bagi saya menginjak masa kuliah apalagi merantau menjadi pecutan untuk diri sendiri banyak maklumnya daripada maunya.

Kamu anak muda? Dengarkan lagu Hei. Hentikan hura-hura dan mulai melakukan sesuatu untuk masa depan yang terang membentang. Silampukau bercerita bahwa ada saatnya kamu menjadi sosok yang hebat menemukan harta karun berharga di mana jalan itu hanya kamu yang membuatnya, kamu yang menjalaninya, dan harganya GRATIS tidak perlu beli sebar rupiah sana-sini. Satu kata kuncinya, NIATKAN!
Dosa, sebagai kata, benar-benar dihidupi dengan berbagai macam cerita yang ada di album ini. Ia tampil seperlunya dan apa adanya. Sebuah kesalahan tidak perlu ditampilkan cantik, anggun, misterius, positif, negatif atau apalah itu. Kejujuran dan keberanian untuk mengisahkan ulang kehidupan di sekitar menjadi bumbu utama yang membuat album ini begitu menarik. 

Pemberhentian susah diramalkan
jangan sampai terlewat
Sudah saat berbenah, sampaikanlah doa

Kuatkan kaki kencang bertahan
Titipkan semangat, pada yang tlah lelah
Tegakkan kaki yang telah tertekuk
(Berbenah - Silampukau 2014)
http://silampukau.com/

P.s
Kuat sya, kamu kuat! Hidup kamu itu ada jawabannya, sebesar apapun tanda tanya di kepalamu pasti ada jawabannya. Jalan itu ada, kamu cari tau! Dia nungguin kamu sambil senyum-senyum bawa segudang jawaban yang kamu harapkan. 

Jatinangor,
17.02.2016