Bukan Ambisi, Hanya Keinginan

Oke. Time to.......... KUIS !!! No. Time to the second chapter of my dream, fufufu~
Semalem gue gundah, gusar, dan gulana. Ya! Gue kaga bisa tidur lagi. Entah apa sebenernya yang gue pikirin, ini otak lagi hot-hotnya dibawa galau. Soooo... may. Daripada gue bengong ga jelas mending jari-jari dilatih buat gerak biar lelah lalu lelap. Akhir-akhir ini lagi getol-getolnya banget mau nulis. Dari dulu gue emang pengen banget jadi penulis cuma yaaaa belum kesampean atau belum ada sarana atau trauma karna mau jadi sutradara jalan sudah tertutup 3/4. Menyerah? Ohh tentu TIDAK ! Meski pernah diramal sama anak pikom unpad jalan menuju sutradara sebaiknya ditutup, meski emak babe kaga ngerestuin gue buat ambil pendidikan itu, meski gue masi belum mengukir prestasi di bidang itu, meski gue masi belum punya tambatan hati... *eh. GUE TIDAK AKAN MENYERAH !!! Kalimat bijak yang selalu gue pegang:


JANGAN UBAH MIMPINYA, TAPI UBAH JALAN UNTUK MENCAPAI MIMPI ITU.

Itulah kenapa gue masi optimis hidup gue ini masi berjalan terus dan bakal menciptakan sesuatu yang AWESOME !!! Sekarang jalan gue dibelokin dikit biar gue ngerti luasnya hidup ini, lika-likunya, dan semua cara memecahkan semua lika-liku itu. Nah.. sekarang gue lagi memulai aja buat nulis-nulis. Sebenernya udah lama sih mau buat novel, tapi gue masih mencari-cari jati diri akan seperti penulis yang bagaimanakah gue nanti. Apakah seperti JK. Rowling yang dengan gaya hipsternya itu?? Gue suka banget sama JK. Rowling. Imajinasinya liar booook! Tapi sayang imajinasi gue ga seliar itu! Kalo dia tentang Sihir dan segala mantra-mantranya, mungkin gue jadinya lebih bikin novel tentang kehidupan naga dan elang fantasi yang ada di Indosiar.


 JK. Rowling (normal)



JK. Rowling (kebanyakan pake krim anti aging + main layangan di Monas)

Lupakan soal JK. Rowling. Gue ngebetnya sama produk lokal aja deh, kalo penulis gue ngefans banget sama Dewi Lestari (Dee).


Dia itu amazing banget dalam bertutur bahasa di novel-novelnya. Dia suka banget nantang pembaca buat menelisik arti kata-kata yang ada di novelnya. Bahasa-bahasa yang dia pakai menurut gue indah banget! Dia mampu membawa pembaca untuk mengaplikasikan suasana di novel itu jadi terasa lebih hidup. Dulu gue kira  Dee itu lulusan Sastra, dan ternyata dia itu lulusan HI. Tuh kan, jalan dia belok juga tapi dia masih bisa jadi penulis fenomenal seperti yang dia inginkan. There's a way when you have faith in your dreams!! You must patiently waiting and keep running for your dreams. Catch it!! Hold it!! Make it happen.
Nah !! Itu dia gue bingung mau jadi penulis novel yang gimana, kadang gue juga bisa mellow-mellow gitu tapi  kadang tiba-tiba imajinasinya bisa bikin gila sendiri, kadang bawaannya mau ketawa sendiri *eh
Jadi! Gue memutuskan untuk menjadi..................
JENG ! JENG ! JENG !!

Ehhh? Siapa ini?
Maaah, aku beli McD 15rb-an!!

Gue mau jadi diri gue sendiri. Guys, ga ada yang lebih indah kalo lo bisa jadi diri lo sendiri dan menciptakan ide-ide cemerlang, khayalan gila yang bisa menghasilkan sesuatu yang AWESOME!! 

Be yourself; everyone else is already taken. 

Pure Session - Adelaide Sky by Adhitia Sofyan

My First Cerpen


My Adelaide Sky

A
da gejolak yang teramat dalam di pikiran ini. Pertanyaan demi pertanyaan mulai muncul dan ingin sekali rasanya diutarakan, namun aku tahu sudah jelas jawabannya. Pikiranku tiba-tiba memunculkan jawaban-jawaban atas pertanyaanku sendiri yang seperti tahu apa yang akan terjadi dan enggan untuk menemuimu.  Kau memanggilku dengan istilah lain dan akhirnya aku mau menghampiri.

          Tanganku dingin, nafasku tersengal sesak, namun kusembunyikan karena aku tahu bukan saatnya mencampuradukkan apa yang aku rasakan dalam pertemuan ini. Bagaimana bisa kujelaskan? Tatapan matamu memberikan kekuatan sementara untukku bertahan sampai kau mulai untuk berbicara.

         Kualihkan penglihatanku pada jalanan yang lengang, aku yang tadinya sudah mulai bisa menatap mata orang saat berbicara kini tiba-tiba lemah dan tidak mampu menatap mata yang mantap akan kata-kata yang akan diucapkannya. Aku seperti orang kesakitan yang mendekap erat tubuhku sendiri dengan mulut tertutup rapat dan rahang yang mengencang, aku ingin bilang aku tidak siap mendengarnya, aku mau pulang saja. Namun mulutku tetap bungkam.

          Kau pun terdiam, pandanganmu kosong ke depan. Mengapa kata-kata justru hilang disaat seperti ini? Kemampuan kita untuk berkata-kata hilang, kemampuanmu melucu pun hilang, kata-kata yang berputar di pikiranku pun tak bisa terucap. Kebisuan menjadi hadiah atas kebersamaan singkat ini.

          Pandangan kita yang sedari tadi mengelak mulai berani bertumpu pada satu titik menemukan satu sama lain. Entah kapan tatapan seperti ini akan terjalin lagi. Tak mungkin aku lupa caramu memandangiku hingga mengajariku untuk menatap orang jika sedang berbicara empat mata. Aku ingin sekali meraih tanganmu yang besar itu, namun entah mengapa mendadak enggan untuk bersentuhan. Perlahan aku mulai tenang dan siap untuk mendengarkan.

          Tiupan karbondioksida keluar dari mulutmu, dengan suara parau kau mulai berbicara. “Keadaan sudah tidak memungkinkan, aku tidak bisa melanjutkan semua ini. Kita stop sampai di sini.” Kamu terus berbicara mencari kata-kata untuk mudah kuterima. Mulutku reflex ingin membuka, tapi hanya helaan nafas yang dapat kukeluarkan. Aku susah mencerna kata-katamu yang terus saja keluar dan memaksa untuk dipahami, sayang hanya samar-sama kudengar. Sejenak pikiranku berputar kembali pada masa-masa bahagia di mana seperti tak ada hari esok jika kita sedang bersama. 

          Aku masih ingat kau datang saat malam yang dingin itu dengan senyum merekah di wajahmu. Aku tertawa kecil melihat tampangmu seperti anak kecil yang bahagia jika keinginannya dipenuhi. Di teras kecil kau ajak aku untuk duduk dan menatap dua bola mata di balik kacamata bingkai hitam itu. Perasaanku campur aduk, hatiku mau meledak kegirangan merasakan keindahan yang belum pernah aku temukan sebelumnya. Aku mengelap wajahmu yang basah diguyur hujan, namun kau tidak tampak kedinginan dan senyummu itu masih saja terus terukir menatap wajahku. Aku belum terbiasa menatap mata orang sedekat itu dan malam itu kau berhasil membuatku salah tingkah. Tanganmu yang dingin justru menarik tanganku untuk dihangatkan, aku tersenyum dan mengucap syukur  kepada Tuhan dalam hati. Ternyata keinginanku tidak terlalu tinggi, seseorang yang biasa saja telah datang kepadaku dan tak perlu bermimpi lagi untuk mendapatkannya. Tidak ada kata lain, Aku bahagia.

          Tidak bisa kubayangkan setelah ini akan jadi apa. Kenapa dua manusia yang saling sayang harus kembali jalan sendiri-sendiri? Jika Tuhan memang mau memberikan cobaan kepadaku, kenapa harus soal hati yang pada akhirnya tidak memiliki kesempatan untuk disatukan? Kenapa Tuhan membiarkan kita sempat memadu kasih jika pada akhirnya Dia membiarkan kita berpisah juga? Ketakutanku memuncak, bukan karena takut akan sepi dan tidak bisa menanganinya, tapi aku merasa keutuhanku tercermin pada orang yang duduk gelisah di sampingku saat ini. Apa keinginanku ternyata terlalu tinggi?  Apa ternyata orang yang biasa itu bukan dia yang kusayang saat ini? Mengapa bisa salah? Aku meradang pada kenyataan.

“Aku sayang kamu, tapi aku tidak bisa.”

          Air mataku tidak bisa tertahan lagi, mereka keluar dengan bebasnya. Kenapa kamu tidak cukup pintar untuk menanganinya? Kenapa kamu menyerah? Niatmu mana? Aku ingin bertanya tegas, namun tertahan susah untuk disampaikan. Saat itu yang kuinginkan hanyalah kamu berhenti berbicara dan menggenggam tanganku lagi. Aku butuh keheningan bersamamu, namun bukan kekosongan. Sekali saja, karena aku yakin esok tak akan sama lagi.

          Tiba-tiba ada suara kedamaian membisikkan telinga ini; “Ini yang terbaik, demi kamu” Aku berlagak tegar dan tersenyum menghiburmu “Sudah, tak apa mungkin ini yang terbaik”  Ucapku singkat. Kamu tak layak didera, kita tak layak disiksa. Aku mengusap bahumu, kemampuanku untuk membela diri hilang seketika. Kepekaanmu saat itu juga hilang untuk menenangkanku. Entah apa atau siapa penghalang yang tega membatasi kita untuk saling masuk ke relung hati masing-masing dan memulihkan hati ini. Sudahlah, aku tidak ingin bicara lagi meskipun pikiran ini terus mencari tempat untuk menyalahkan.

          Otot-ototku yang tegang mulai melemas, rahangku yang kaku mulai bisa kembali pada posisinya lagi. Perlahan aku berdiri dan membelakangimu. Mata ini terlalu lelah untuk berbalik menatapmu lagi. Langkah kakiku terbentuk untuk pergi menjauhimu, entah kamu bisa merasakan atau mendengarnya. Hatiku berteriak mengatakan “Aku selalu sayang kamu” Aku ingin mengalir. Hatiku belum mau mati. Meski nanti aku tertidur tanpa lelap karna lelah bermimpi, meski nanti sadarku kian tak ada, meski rasa ini tak lagi punya tempat, meski aku sadar cinta ini tak mungkin jadi. Aku masih sama.

          Langkahku lunglai dan terasa berat. Dengan sedikit gemetaran aku pasang headset di telingaku rapat-rapat dan memulai memutar musik apapun itu yang setidaknya bisa menghiburku. Dan lagu itu terputar pertama kali. Lagu kesukaanku yang pernah kamu nyanyikan secara tidak sengaja meskipun kamu tak hafal liriknya. Lagu yang tak mau aku dengar lagi sebelum kamu resmi jadi milikku, supaya kita bisa menyanyikannya bersama. Absurd memang, tapi benda mati pun tahu apa yang aku butuhkan.

It’s a beautiful night
We’re looking for something dumb to doo
Hey baby! I think I wanna marry you..

Is it the look in your eyes
Or is it this dancing juice?
Who cares baby, I think I wanna marry you..

          Lega rasanya bisa merasakan keindahan lagu itu lagi. Aku menatap ke atas dan tersenyum sambil menatap pelangi yang tercipta di langit senja. Semesta seperti berusaha menghiburku dengan menggambarkan suasana hati yang seharusnya kumiliki. Senyum itu tergambar jelas di benak ini. Seperti senja yang selalu bisa memancarkan keindahan gradasi warna jingganya. Walaupun terkadang bercampur dengan langit gelap, namun warnanya tetap tampak jelas tergambar. Meski keindahannya abadi dalam waktu yang tak cukup lama di setiap harinya, senja tetaplah indah seperti biasanya.


Hope you like it..

sincerely,

the imperfect rainbow..

:)


I'm avalaible on soundcloud..

https://soundcloud.com/anastasya-laurensia-barutu/take-a-bow-cover

Ini cover pertama di hidup gue. Lagi seneng aja sama lagu ini dan merasa udah mirip Rihanna banget dan layak untuk dicover. Gue sama Rihanna kan kakak adek walaupun beda 10:1000000000.
Selamat mendengar suara gue yang gak seberapa ini yaa..
Pastikan tempat lo duduk deket sama Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.
Ohh yaa.. jangan lupa, ember. Penting!

Selamat Ulang Tahun, Wonder Womanku !!

          Hari ini tepat tanggal 2 Juli 2013, wanita super yang gue punya bertambah lagi usianya di dunia. Yup. She is My Mommy !!! Nama Ibu super ini Antanita Labora Munthe kini usianya menginjak 46 tahun. WOW !! Tentu saja sudah bukan usia yang muda lagi. Gue ga biasa manggil ibu, karena gue orang batak dan biasanya keras berbicara ibaratnya pake tanda seru semua kalo ngomong (apalagi kentut?). Ibu ini gue panggil dengan sebutan "mamak". Beliau ibu yang sangat rupawan menurut gue, bersyukur banget Tuhan memilih perempuan ini untuk disinggahi rahimnya sama anak nakal kayak gue ini..pesek pula. Sembilan belas tahun gue laluin kebersamaan sama mamak gue ini sampe sekarang yang anaknya ini bentar lagi mau kepala 2. Kadang kami bercanda bersama, kadang kami menangis bersama, kadang kami bertengkar bersama kayak di Cinta Fitri, dan kadang kentut bareng-bareng juga bisa.

          Seorang ibu menurut gue itu sosok yang ambil bagian besar banget di hidup ini. Ibu lah yang tahu lebih dulu apa yang lo mau, apa yang lo gak suka, dan apa yang lo mau capai. Pernah ga sih lo pengen sesuatu tanpa lo bilang tiba-tiba emak lo dateng bawa apa yang lo mau? Gue sering banget! Terutama kalo soal makanan. Kadang manusia ada kan ya ngidam-ngidamnya pengen makan something? Dulu kalo gue pengen banget makan bakso, emak gue selalu tau dan dengan muka letihnya pulang dari kerja dia bawa bakso 1 bungkus cuma buat gue seorang. Saat-saat kayak gitu yang gue ngerasa emak gue ini super paranormal yang tau anaknya mau makan apa. Yup. Tuhan kasih kontak batin yang kuat antara anak dan Ibu.  Kepekaannya terkadang bisa melebihi kepekaan diri lo sendiri.
    
        Beberapa kali gue mengecewakan dan belum bisa memberikan  kepuasan yang berarti buat mamak gue ini. Gue emang beda banget sama anak perempuan lain yang bisa banget jadi sahabat Ibunya sendiri, cerita soal lelahnya hidup, cerita soal pacar, cowo yang disuka, sakit hati mendalam, atau mantan yang tak kunjung mau balikan. Kadang gue pengen banget mencoba untuk seperti itu, tapi apalah daya.. gue bukan tipe orang yang mudah terbuka sama orangtua. Di satu sisi emak gue ini mengidap penyakit diabetes parah dan itu bener-bener ngebuat gue takut banget kalo bikin doi kepikiran sama hidup anaknya. Tapi itu bukan masalah yang besar, karena yang gue mau cuma emak gue ini bisa sembuh dari sakit yang menyiksanya selama beberapa tahun ini. Gue mau emak gue bisa membimbing gue terus sampe dia bisa ajarkan gue jadi ibu yang baik buat anak-anak gue nanti. Kalo gue punya anak nanti gue mau emak gue lah yang membedong dan ngajarin gue buat menggendongnya pertama kali. Boleh gue teriak? Boleh ya? *kasi goceng*


AKU SAYANG MAMAK DAN MAU TERUS LIHAT MAMAK KETAWA SAMPE NANTI MAK ! SAMPE NANTI MAMAK RASA CUKUP UNTUK MENGAJARKAN AKU BANYAK HAL UNTUK KUAT MENGHADAPI HIDUP YANG KEJAM TERBENTANG DI DEPANKU INI, MAK!! 

Memang tidak mungkin aku bisa membalas semua cinta yang mamak berikan untukku, tapi pasti suatu saat nanti aku bisa memiliki kesempatan untuk memberikan yang terbaik buat mamak. Sabar yaa mak, biar aku jalani dulu semuanya tapi tentu saja membutuhkan cinta darimu yang mampu membuatku kuat menghadapi deraan hidup ini.
Selamat ulang tahun, Wonder Womanku :')Tetap sehat selalu ya mak, pola makannya dijaga terus ya mak. Biarin aja apa kata orang yang mengganggu hidup kita. Mereka gak tau kita mak..Semoga kebahagiaan dari Tuhan selalu beserta mamak.Tetap sayang kami sebagai hidup mamak yaa..Tetap semangat dan pantang nyerah ya mamake !!AKU SAYANG MAMAK !! AKU CE I EN TE A MAMAK !! <3


                                            Emak gue kayak kembang desa kan?