Rumah


Wabah ini membuatku tak bisa pulang untuk membawa mereka jalan-jalan keluar dan makan enak. Entah sampai kapan aku tak bisa pulang.
Aku manusia yang sudah lama tidak menemui banyak manusia lainnya dalam 3 bulan ini, mulai sudah tidak tahu harus menghibur diri seperti apa.
Tapi, siang ini aku membuat sebuah video demi menjawab segala kerinduan itu.



Mereka cat rumah hari ini, bagian luarnya sudah sangat usang dari warna hijau diganti menjadi abu.
Semoga rumah jadi lebih baik untuk setiap insan yang ada di dalamnya, menjadi tempat bernaung yang lebih hangat lagi.



Salam,
Anak sulung di Ibukota



Jakarta,
26.05.2020

:)

Just because someone carries it well doesn't mean it isn't heavy.
It's sad

When you try to pick up a conversation with someone you haven't talked to in a while and used to be close to, but you notice that they don't make any effort to talk to you and just push you further away to the point where you realize that things have changed and it'd be probably better to let go.

People come and go, sadly.


Even the ones you thought you'd never lose.

It's sad.

Very sad.



Jakarta,
06.05.2020

Sejati

Sejak bertengkar dengan kenangan-kenangan selewat, aku tidak pernah lagi bisa percaya pada cinta yang sejati. Pun untuk mengenang hal yang baik-baik darinya, buatku masih omong kosong saja. Apa yang sudah terjadi sebelumnya, pada akhirnya hanya memperpanjang kontrak trauma yang belum pernah selesai dan malah membuatnya semakin menjadi dan beranak pinak.

Entah,
pantaskah aku untuk diperjuangkan dan menjadi alasan tujuan seseorang untuk pulang?
Rumah yang layak kah aku untuk dihuni dalam suci maupun cela, untung maupun malang, suka maupun duka? Dijaga mungkin?

Yang ku tahu baik dan buruk ada pada satu rumah mana bisa dipilih dan ditakar seenaknya, lalu yang terjadi justru setiap siapa saja yang datang bisa seenaknya pergi tanpa meninggalkan akhir yang baik. Aneh rasanya, susah payah menuliskan sesuatu untuk bisa mendapatkan arti lalu dihapus begitu saja tanpa memberikan aba-aba apapun. Tidak berjejak, yang tertinggal hanya goresan tidak bermakna dan harus segera dibuat lupa.

Sial,
Masih belum terpejam juga di dini hari seperti ini, padahal tidak minum kopi.

Delapan bulan,
Disiksa kebingungan untuk menerka dan menyimpulkan segala emosi entah harusnya menjadi apa
Kehadiran sebulan lalu kupikir membuatku semakin jelas tetapi justru semakin bingung
Kupikir Ia datang untuk mengubah keputusanku yang mau berganti pergi,
tapi Ia justru berhasil sekali untuk menyudahi semua yang benar-benar selesai
Lugunya aku yang berpikir manusia bisa menjadi baik lagi, haha

Aku pernah semangat sekali berdoa semesta tidak mempertemukanku dengan orang lain karena aku maunya Ia saja, tapi bisa apa aku kalau ada yang lebih baik darinya?
Yang tidak pernah janji, tapi tidak pernah pergi
Yang tidak banyak bicara, tapi tidak pernah pura-pura
Yang tidak pernah mengangankan banyak hal terlalu tinggi tapi selalu di sini

Pulanglah,
Kau tahu aku tidak mungkin menyayangimu lagi kan?

Tapi aku menutup segalanya dan tersiksa sendiri karena pernah punya harapan lebih atas seseorang yang kuanggap sejati.
Aku tidak bisa melihat hal baik apapun lagi dalam hubungan harmonis soal berpasangan.

Masih omong kosong semua.

pun ini

Jakarta,
02.05.2020