Christmas is about Courage and Honor

Seharusnya malam natal menjadi suasana yang ditunggu untuk membuat sebuah momen tak terlupakan untuk keluarga. Saya gagal memahaminya, kesalahan besar telah saya lakukan tepat di malam natal.



       Keluarga saya datang ke Bandung, alih-alih ingin menjalani operasi tahap berikutnya namun batal ketika sudah sampai ke Bandung. Ibu saya tak berhenti menangis sejak tahu bahwa sudah jauh-jauh ke Bandung dia tidak bisa menjalani operasi, maklum Ibu saya hanya pasien BPJS yang mengandalkan operasi gratis dari pemerintah. Bukan batalnya operasi yang menyebabkan ia menangis, tetapi seperti menghabiskan uang saja jauh-jauh ke Bandung dan (mungkin) ditambah dia melihat saya yang jalan terseok-seok karena habis cidera karna jatuh. Tongkat jadi sahabat saya untuk menuntun jalan dari minggu kemarin. Jadi dapat disimpulkan bahwa mereka kemari tidak bisa disebut liburan, tetapi punya agenda dan batal. Pada akhirnya harus menghabiskan waktu natal di Bandung, tanggung untuk pulang.

       Malam natal saya ajak keluarga misa di Katedral Bandung, ramainya bukan main. Kami tidak dapat kursi yang layak untuk misa, akhirnya duduk di emperan tangga kecil di pojok luar gereja dekat goa doa Bunda Maria. Terkantuk-kantuk dalam misa dua jam, orangtua saya tidak bersemangat. Pulang dari misa saya terpikir untuk mengajak mereka makan malam natal bersama, pilihan jatuh ke Paskal Food Market. Entah kenapa Bandung menyebalkan malam itu, di mana-mana ramai sekali ditambah jalanan yang macet dan penuh oleh mobil-mobil plat B. Sulit sekali mendapatkan tempat duduk, ketika sudah dapat orangtua saya jalan terseok-seok menangis. Saya habis dimarahi karna tidak melihat situasi. Otak saya serasa penat sekali sadar bahwa yang saya lakukan itu salah besar.

       Saya banyak diam. kalau pun saat itu saya diberikan makanan mahal sekalipun tetap saja sulit untuk ditelan. Mereka mulai tenang di sana ketika makanan datang. Saya masih tidak habis pikir, betapa gagalnya saya malam itu ingin menciptakan suasana harmonis di tengah keluarga saya. Ohh ya mereka berdua sakit, ayah saya habis stroke dan ibu saya ada gangguan pada penglihatannya karena diabetes. Ayah saya kehilangan keseimbangannya, sehingga di tengah keramaian langsung merasa pusing, ingin istirahat saja. Saya melihat kedua orangtua saya sedang kehilangan motivasi akibat penyakit yang menyerang mereka. Hal semanis apapun malah dipandang sebagai kerumitan. Susah sekali mengajak mereka melakukan banyak hal, bincang-bincang lama pun mereka sudah tidak betah.

       Anak perantauan seperti saya hanya merindukan suasana hangat antar anggota keluarga, entah itu makan bersama, bercanda ria bersama atau pergi ke tempat hiburan sederhana. Jauh di lubuk hati saya ingin menghibur hati dan pikiran ayah dan ibu, saya yakin sadar atau pun tidak sadar mereka membutuhkan itu semua. Mereka susah ditebak, lebih senang tiduran saja daripada melakukan kegiatan. Emosinya meluap tak menentu, omongannya melantur, dan menjadi orang pelupa yang kurang sabar. Apapun jadi salah.

       Sebanyak-banyaknya saya mengeluhkan hal ini masih lebih pahit adik saya yang menghadapi itu semua sendirian. Ahh saya yakin tulisan ini pun bisa mewakili perasaannya yang lelah sudah melakukan banyak hal tapi malah disalahkan. Percayalah, keluhan saya ini hanya untuk dibagi bukan bentuk dendam dengan keadaan. Selalu saya tanamkan ini hanya sementara, saya percaya hati saya lebih dari ini, saya jadi pribadi yang rajin meneduhkan diri sendiri tanpa harap kehadiran orang lain, semua janji dan mimpi tidak bisa dilupakan.

        Pernahkah kamu rasa-rasanya habis akal untuk memotivasi orangtuamu, karena kamu pun butuh suntikan semangat dari mereka? Saya sampai di titik di mana saya bingung harus pakai cara apalagi.
Natal saya dilewati dengan cara sederhana begini saja. Dua hari ini saya berpikir keras sebenarnya apa yang dibutuhkan mereka. Malam ini saja Ibu saya tidak berhenti mengeluh, mengutuk, dan meluapkan kejengkelannya pada ayah saya.

      Saya banyak diam, walaupun sebenarnya saya sangat benci mendengarnya. Mereka seperti kurang banyak maklum antar suami istri, keduanya sakit. Siapa yang bisa paham chemistry antara mereka berdua kalau bukan mereka sendiri. Semua ini masih berputar-putar di kepala, mungkin dulu saya menjadi orang yang ngotot mencari solusi dan mau melakukan sesuatu, sekarang saya lebih suka berdiam diri dan sibuk berpikir sendiri.

Tapi ini... NATAL.

        Saya harus singkirkan dulu semua ini, setiap insan harus menyiapkan hati dan iman yang siap untuk diperbarui. Saya tidak terkecuali.
        Apapun kepahitan dua hari ini mau saya hilangkan, dua hari ini cukup membuat saya menjadi seseorang yang memiliki sikap sadar dan maklum. Saya sayang mereka berdua pun adik saya yang harus menjadi dewasa lebih cepat karena rentetan masalah yang belum ada akhir bahagianya.

Christmas is about COURAGE and HONOR;
"Courage is a hard thing to figure. You can have courage based on a dumb idea or mistake, but you're not supposed to question adults, or your coach or your teacher, because they make the rules. Maybe they know best, but maybe they don't. It all depends on who you are, where you come from. Courage it's tricky. Should you always do what others tell you to do? Sometimes you might not even know why you're doing something. I mean any fool can have courage. But honor, that's the real reason for you either do something or you don't. It's who you are and maybe who you want to be. If you die trying for something important, then you have both honor and courage, and that's pretty good. ” ― Michael LewisThe Blind Side
MERRY CHRISTMAS
When you are grateful, fear disappears and abundance appears. 

Semoga kami semua lebih sabar dan mampu berdamai dengan keadaan, diri sendiri, dan waktu.
Kiranya Tuhan memberikan banyak kesempatan lagi untuk keluarga saya.
Terimakasih semesta termasuk pembaca..
Tuhan memberkati..

Dosaku Merah bak Kain Kesumba, Dia Menjadikanku Putih.


Allah Bapa di surga,
kami mencintai Engkau dengan seluruh keyakinan seorang anak.
Kami mendekatkan diri kepadaMu saat ini dan berdoa agar Roh KudusMu mengalir ke dalam hati kami.
Bapa, agar Roh Kudus bisa masuk ke dalam hati kami, kami mau mengosongkan diri.Maka, dihadapan salib Yesus Kristus, kami memperbaharui pelepasan kami yang penuh dan tanpa syarat kepadaMu.Kami mohon agar semua dosa kami diampuni dan ditempatkan, sekarang, di dalam tubuh Yesus yang terluka.Kami mengosongkan diri kami dari segala kemalangan, kecemasan, penderitaan dan semua yang merampas sukacita dari kehidupan kami.Kami mempersembahkan hati kami kepadaMu, dalam nama Yesus.

I know God will love me more than I can imagine.
God always be there for me,
even when I can't control myself in sins.
God still behind me.

Saya memang bukan manusia yang ahli dalam bersyukur dan bersikap, saya masih tahap selalu belajar. Kelalaian masih saja selalu ada dalam diri saya, seperti malam ini. Saat kepala saya begitu sakit menyadari apa yang telah saya lakukan benar-benar mengecewakan diri saya sendiri.
Oh..
sulit mengucapkan permohonan karena saya merasa begitu tak layak untuk mengucapkannya lagi dan lagi.

Seberkas cahaya lilin, rosario, dan salib di depan saya.
MARILAH DATANG KEPADAKU YANG LELAH DAN MENANGGUNG BEBAN

Saya ingat ini, saya ingat! Sosok yang tetap menerima seburuk apapun saya di dunia ini.
Sang Esa di sana, Dia mau dengar keluhan dan permohonan saya.

Saya malam ini mau disembuhkan, saya malam ini mau dipeluk dan dikuatkannya.

Saya percaya hati saya lebih dari ini, jika saya bersama-Nya.

Tangan-Nya selalu sanggup mengangkat saya.

Ketika terlalu penat membuka mata atas kenyataan, masih ada Ia yang menunggu saya memejamkan mata dan melipat tangan untuk serukan doa.

Terimakasih Tuhan, terimakasih malam ini.
Jadilah padaku menurut perkataan-Mu
 

The Perks Of Being Me

       Dan sampailah di bulan yang sedikit saya hindari datang lebih cepat. Di saat semua orang terlalu gembira menanti akhir tahun karena memasuki bulan terakhir, saya di sini justru terduduk dan rasanya hari ini tidak mau saya habiskan terlalu cepat. Terasa sekali bahwa tepat tanggal 1 Desember ini harus ada hal baik apapun yang bisa saya lakukan. Ini bukan soal resolusi-resolusi yang sudah dilakukan atau belum, saya terlalu rapuh dan terlambat untuk menyadari itu. Pun saya tidak sedang dalam sistem kebut semalam, hanya saja saya tertegun menikmati suasana hening antara saya dan diri saya sendiri.

       Memang berencana itu mudah apalagi ditambah imajinasi yang dapat membuatmu terbang tinggi, karena rasa-rasanya kamu menjadi diri yang lebih visioner daripada sebelumnya. Ah, tetap saja pikiran lihai berencana tapi diri enggan atau lupa melakukan semuanya. Saya tahu itu salah, saya kerap kali menjadi manusia yang penuh wacana. Maafkan soal itu. Jangan kamu bandingkan hidup saya dengan kehidupan orang lain yang mungkin lebih parah atau lebih bahagia. Saya tidak layak untuk dibandingkan karena setiap orang punya sudut pandangnya masing-masing. Tahu sama tahu lebih baik, siapa tahu tulisan saya bisa menginspirasi hari ini.

       Ini adalah soal apresiasi diri yang minim sehingga saya menjadi orang yang kurang bahagia karena menganggap hidup ini terlalu pelik. Ada saja situasi di mana saya terduduk dan penuh amarah untuk memahami keadaan. Entahlah, tahun ini begitu runyam saya sendiri pun sulit menerjemahkannya saat sedang menulis ini. Pernahkah terpikir olehmu hal-hal yang membuatmu tak pantas hidup karena lupa bagaimana caranya bersyukur? Saya sampai di titik itu tahun ini. Tenang, saya tidak putus asa, hanya saja pernah melewatinya. Salah besar kalau hidup melulu dimaknai sebagai kepedihan. Saya tahu walaupun tak sempurna hidup ini indah begini adanya, jangan disangsikan. Walaupun terkesan tahun ini saya habiskan dengan berwacana ria, tapi begitu banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari sekitar, bagaiman Tuhan menegur saya baik lewat alam maupun sesama. Semesta tahu saya butuh bimbingan ekstra tahun ini. Sedari tadi tulisan ini berakhir pada;

Mimpi tidak harus dibunuh, kadang hanya butuh dikubur beberapa saat, dan kalau waktunya pas, kita gali dan kembangkan lagi. Tidak ada yang salah kalau kita mau ambil hikmah, karna pedih itu ketika kita tidak tahu dan tidak mau berusaha tahu”.

       Maaf sudah lalai selama dan sejauh ini. Semoga belum terlambat, kiranya Tuhan akan kasih banyak kesempatan lagi! Saya berbuat dosa terus pun, Tuhan masih menyayangi dan memberikan saya kesempatan dengan nikmatnya nafas kehidupan yang Ia berikan, apalagi kalau saya berusaha menjadi lebih baik lagi. Walaupun dari kacamata saya, ini semua seperti sudah terlambat. Tapi buat Tuhan, masih banyak jalan yang Ia siapkan buat saya menapak bersama dengan-Nya.

       Terimakasih buat semua orang yang masih ada untuk saya, meskipun saya lambat dan kurang cermat menjalani hidup ini, kalian masih jelas berdiri di sana menanti saya yang sesekali berbalik dan memberikan bahu untuk bersandar menikmati semua air mata dan keluhan yang keluar baik tanpa sadar maupun sadar. Terimakasih menerima saya sebagaimana adanya saya. Saya menyayangi kalian dengan amat terlalu!

I hope this will be a December to be remember!
(btw, I was said this one before, one year ago probably haha)

Jatinangor,
1.12.2015
Kamar. Hujan. Payung Teduh

#PrayforHumanity

Mari ibaratkan bumi adalah sebuah rumah, kau dan seluruh anggota keluargamu ada di dalamnya. Ibu dan ayahmu bertengkar hebat karna persoalan runyam ekonomi, hasutan orang di luar, dukungan moral yang menipis, sehingga prioritas mulai berubah bukan demi keluarga lagi.

Di sisi lain saudara laki-lakimu bertengkar dengan saudarimu yang lain. Entah karena kasih sayang yang timpang, atau perebutan kepemilikan terhadap sesuatu. Kau? Diam di tengah menyaksikan pertengkaran itu setiap harinya dan menikmati hari dengan kebingungan, keputusasaan, ketakutan, bahkan acap kali acuh. Padahal, kau menyayangi semuanya, inginmu besar untuk menjadi keluarga yang damai dan harmonis.

Sehebat apapun peperangan di rumah itu, pilihanmu tetap hanya dua.
  1. Pertama, duduk diam menyaksikan keributan itu setiap harinya sehingga terkesan seperti rutinitas. Akibat dari yang pertama adalah: stress menumpuk sehingga kau gila sendiri hingga perilakumu menyimpang, atau kau memilih acuh selamanya dan menikmati hampa. Jika salah satu atau dua dari mereka mengalami musibah dan pergi meninggalkan dunia ini, habislah kau dirundung duka dan air mata sepanjang hidupmu.
  2. Kedua, kau dengan segala kebingungan memulai langkah untuk melakukan perubahan. Sekecil apapun langkahmu kau masih sama, berjuang demi keluargamu yang besar harapanmu untuk kembali.
Caranya? Banyak! Mungkin bisa dengan menunjukkan prestasi, minta bantuan orang lain untuk mengembalikan suasana, menjadi pendengar dan memberikan solusi sesuai peranmu sebagai anak dan saudara kandung, dan masih banyak lagi. Lantas, jika setelah harmonis satu atau dua dari mereka pergi meninggalkan dunia apa kau akan sedih? Sedih. Namun jenis tangis yang berbeda, kau bangga karena berusaha. Cintamu kepada mereka semua telah mengalahkan egomu untuk berkalkulasi menghitung pengorbanan dan kebencianmu atas sikap mereka.

Membandingkan bukanlah solusi. Kau tahu itu masalah, maka bukan menghitung dan membandingkan solusinya. Kau pintar, bahkan lebih dari itu. Mari lebih senang bertindak daripada mengkritik, langkah kecil yang kau lakukan bisa jadi menyelamatkan banyak nyawa. Mungkin terkesan mustahil, tapi ingat membantu menyelamatkan nyawa bukan melulu soal turun tangan perang dan senjata. Kalau aku bicara soal cinta mungkin terlalu luas untuk kau pahami bentuknya. Ada banyak cara yang bisa kau tempuh. Bukan menggurui, hanya saja cinta kepada sesama memang mendasari.

Saling menghormati, menghargai, memberi, berusaha menjaga dan menginspirasi akan melahirkan banyak senyuman di rumah ini. Merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimiliki pun membuatnya lebih. Maka rumah ini akan menang atas kejahatan politik, pelanggaran HAM, ketamakan, dan begitu banyak tabiat kejahatan di dalamnya. Kita yang menang!
Bumi ini berbeda dari yang lain, beragam maka aku suka. Jangan kau seragamkan, tapi sangat boleh untuk disatukan. Ayo berdiri bersama-sama membangun perdamaian yang bukan hanya untuk aku dan kamu saja, tapi untuk bumi dan kita semua penghuninya.

You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will live as one.” ― John Lennon

Teruntuk;
para orangtua, saudara/i, para guru, dosen, sahabat, para mahasiswa/i,
presiden, pejabat, public figure, rakyat; aku, kamu, dan kita semua. 

Orang malam yang membicarakan terang 
Jatinangor,
15.11.2015
Hasil gambar untuk pray for the world

P.S : Tulisan ini bukan menggurui tapi mengajak untuk berusaha bersama, penulis tidak terkecuali.

Stop labelling and start living!

"Make a little space, make a better place" 

Payung Teduh



Can a song save your life?
Well, I'm gonna kick this off with very emotional YES.
Sebuah lagu mungkin adalah benda mati, namun terasa hidup. Kau bisa bilang bahwa penyanyinya yang hidup, lagunya tidak. Kubenarkan itu, tapi buatku sebuah lagu telah menyelamatkanku menjadi seorang perempuan yang tangguh dan dapat hidup kembali. Sebuah lagu bisa membantumu membuka mata.
Tulisan ini teruntuk sekelompok pecinta musik asli Indonesia. Aku tidak mau menyebut mereka sebuah band. Karena buatku mereka lebih dari itu.

 Album ke-1 "Payung Teduh" (2010)

Album ke-2 "Dunia Batas" (2012)

Berikut kisah terbentuknya musik ajaib mereka:

Payung Teduh lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon yang senang nongkrong bersama di kantin FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia,  mereka adalah Is dan Comi  yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama. 

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performa panggung pada tahun 2008 Payung teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagaiguitalele player pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti; Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudulTidurlah dan Malam. Dan pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010. 

Musik yang dimainkan oleh Payung Teduh  tidak memiliki batasan tersendiri,  musik yang dimainkan oleh Payung Teduh yaitu musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama ini bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden60’s dengan  balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu gendre tertentu, namun yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.
Sumber: payungteduh.blogspot.com

Lalu, kenapa bisa mengubah hidup?
Ada beberapa lagu dari mereka bukan karena liriknya seperti pengalaman hidupku, hanya saja alunannya bisa membuatku terbuai bukan main.
Lagu itu bisa membuatku percaya bahwa LUKA tidak melulu menjatuhkan. Luka bisa menjadi sahabat perenunganmu akan hidup yang sebenarnya bukan sedang mengujimu tetapi membuatmu menjadi sosok yang dibutuhkan. Aku percaya tidak selamanya saat kamu terluka kamu harus menjadi yang utama buat orang lain, justru dirimu sendirilah yang menanti untuk diakui bahwa kamu tak ternilai dan sangat berharga. Dirimu adalah kamu dan hanya kamu.

Aku tidak pintar menyanyi, mengenal nada, atau memiliki pengetahuan luas soal jenis musik. Aku kenal lagu payung teduh dari tahun 2012. Karena termasuk korban perkembangan musik barat, saat itu aku belum tahu banyak jenis musik indie seperti mereka. Kesan pertama kali mendengarnya pun memang mendayu-dayu seperti musik pengantar tidur, bahkan rasa-rasanya siang hari mendengarkan lagu mereka kurang asik. Itu aku, dulu.

Sampai akhirnya terluka di tahun 2013 baru melirik lagu mereka lagi. Konyol memang. Dan, dan, dan..aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada alunan, lirik, dan kekuatan dalam lagu mereka. Terasa sekali, lagu-lagu ini dibuat dengan cinta bukan nafsu masuk dapur rekaman.

Panjang cerita, hari Minggu kemarin tanggal 25 Oktober 2015 ada acara kolaborasi ART, MUSIC, and NATURE oleh Musca di Babakan Siliwangi, Bandung.
Harga tiketnya?  G R A T I S. It’s Free, fellas! Inilah alasan kenapa aku mencintai Bandung (bukan berarti aku tak cinta Lampung) hanya saja Bandung sering menyuguhkan hiburan pada masyarakatnya dengan tanpa mengeluarkan uang untuk menikmatinya.

Tanpa pikir panjang aku dan keempat temanku pergi ke sana. Mereka adalah Syifa dan Dika (yang sudah duluan sampai di sana), Robert yang pergi dari Bandung, sedangkan Aku dan Kevin pergi dari Jatinangor menempuh perjalanan jauh dan menembus konvoi Persib dulu baru bisa sampai ke sana. Entah kenapa juga pawai kemenangan Persib harus di hari minggu malam, atau konser musik ini yang diadakan di hari minggu. Sepertinya kedua acara ini tidak diperuntukkan untuk pegawai yang sibuk was-was dengan aktivitas kerja senin nanti, acara ini untuk mahasiswa yang tidak peduli seninnya seperti apa yang penting nonton konser dulu.



Malam senin itu rembulan sedang cantik-cantiknya! Saat alunan lagu berdua saja kulihat sekitarku banyak pasangan saling berpelukan, menatap mesra, dan saling lontarkan senyum paling manis. Aku? Hahaha ketawa bersama Kevin dan Robert saja. Salah memang, aku mengajak teman yang tidak kenal Payung Teduh siapa. Jadi mereka hanya tertawa berusaha mengikuti lirik lagu dan banyak salahnya. Aku pun tak luput dari tawa, jauh dari gelak tawaku ahh aku juga ingin pergi bersama senjaku saat itu. Tidak usah berpelukan, saling menyanyikan lagunya saja sudah cukup indah untukku. Biar sinar rembulan saja yang tertawa geli melihat tingkah kita.

Sampailah aku yang harus memberi tahumu lagu payung teduh mana saja yang aku suka;


1. Untuk Perempuan yang Sedang dalam pelukan


2. Rahasia

3. Menuju Senja


Malam itu luar biasa, aku banyak tertawa tak menyangka bisa menikmati langsung lagu-lagu itu dengan orang yang tak terduga. Memang belum banyak yang menyukai lagu mereka atau bahkan belum kenal.
Maka kukenalkan padamu, tak kenal maka tak sayang bukan?

Entah kekuatan apa yang membawaku nekat pergi ke Bandung malam itu untuk melihat langsung payung teduh. Sepertinya karena ingin rasanya kutinggal gundah di hadapan lagu-lagu mereka. Supaya tak kubawa pulang lagi.
Andai kita berdua yang di sana, senja.
Apa yang kamu lakukan ya?
Atau..
Bagaimana caramu menatap ya?
Masih bisa tertawakah?
Senja,
Rembulan keterlaluan malam itu,
dia lah paling cantik di antara perempuan manapun yang datang kemarin.
Kamu pasti memujanya dengan terlalu.
Ah senja, apa tak ada keinginanmu memainkan layang-layang itu lagi?
Atau sebenarnya bukan layang-layang.
Apakah bulan berasumsi bahwa kita lah bintang yang menunggu waktunya untuk redup, karena terlalu keras kepala mencoba untuk memastikan bahwa kita dapat melalui malam sekali lagi?
 Atau
Hanya aku?
Terimakasih, Payung Teduh.

Jatinangor,
28.10.2015