Seindah ini

Di setiap hari minggu, aku berdoa lebih lama.
Tentang senin yang baik,
Tentang kamu yang baik.
Meski namamu tak terucap dalam doa
Meski batas keraguanku mulai tak berarah.
Mungkin kali ini cinta datang dengan cara yang sunyi dan perulangannya lembut,
Lantas biarkan aku menyerah pada ruang dan waktu,
Perihal musim hujan, langit malam, dan juga kamu.
Karena menuliskanmu bukan perkara mudah
Setiap aku awali, maka akupun kehilangan akhir.
Setiap kali akan berakhir maka semua kembali berawal.
Dan bisa saja tak berakhir dalam diriku.
Entahlah, kadang putus asa dan mencinta terjadi pada saat yang sama.
Curang kamu..

Tulisan tanggal 22 Februari 2016, sehabis berkegiatan iseng yang harus ada tanggungjawabnya.
Gila waktu itu, kegilaan saya ada yang meng-amin-i dengan bertanggungjawab.
Terimakasih!

Lalu selanjutnya apa?

Kamu tidak berhutang apa-apa
Kita pintar, kita main aman
Tak pernah berjanji
Tak pernah mencoba berharap
Pun berusaha membuatnya kekal

Mungkin benar kali ini cinta datang dengan sunyi dan perulangannya lembut.
Tiada yang salah perihal itu.
Rasa bisa berarah menuju asa
Masing-masing kita punya kendali atas itu

Katakanlah aku memang paling beruntung
Yang diujung sana sama juga mendamba
Tidak ada timbangan ukuran pasti yang dapat membedakannya
Tapi Ia lebih tahu duniamu
Ia teliti dalam memperhatikan kebutuhanmu
Tanpa batas Ia bisa berpetualang perihal kamu yang memang baik

Dalam ambang batas aku meraba-raba
Dalam kesunyian aku mencari
Menyelami duniamu yang ajaib, membuatku tak pernah menyerah
meski aku tak tahu apa tujuanku
Aku hanya mau melakukannya
Atau aku memang senang melakukannya
Entahlah, aku menyayangimu meski tahu entah jadi apa.
Aku tidak peduli
Karena menyayangimu tanpa perlu ada karena.

Tapi ada dia di sana..
Ada dia di sana..
Yang sama
Yang punya ruang dan waktu tak berbatas
Yang lebih bisa menjamin kebahagiaan tanpa perlu beresiko

Kuawali sudah, jangan sampai aku kehilangan akhir.

No comments:

Post a Comment