Bisikan Kota Kembang

Andai matahari bersikeras ingin terbit dari Barat
dan burung-burung di udara keras kepala ingin berjalan,
Sungai ingin mengalir sesuka hatinya dan bermuara di mana saja
Mawar menumbuhkan banyak duri daripada kelopaknya

Tapi tidak denganku, kasih.
Keras kepalaku tak akan berbuah apa-apa
Cintaku bisa saja bertumbuh memeluk erat tubuh dan jiwamu
Sayangku mungkin mampu memberimu ketabahan atas hidupmu
Namun,
Sekitarku menatap muram
Banyak wajah yang kukenal maupun tak kukenal berbicara dalam bahasa yang tak pernah ingin kumengerti

Kau tahu, kasih?
Aku tidak sedang menggenggammu erat
Pun melepaskanmu begitu saja
Aku tak mau ada luka, segores pun aku tak ingin

Hidupku sudah terang repot
Entah kenapa, harapan senang sekali timbul tenggelam
Jangan sampai kau ada di dalamnya

Hati kita mesti ikhlas, lalu selamatlah kita.
Mata kita mungkin akan selalu awas pada waktu
Tapi kita bukanlah mercusuar yang terombang ambing di tengah samudera

Kita adalah kita.
Dan tak ada yang merdeka selain dua pemiliknya.
Aku dan senja sepakat, ada sesuatu yang harus diulur-ulur
Kau bukanlah sesuatu yang terencana
Karena jika kelak senja meninggalkanku,
dalam hujan dan malam gelap pun engkau pasti akan ada.



Bandung,
22.06.2016



No comments:

Post a Comment